Selasa, 03 Juli 2018

VIRAL DAN DAKWAH



Ada hal yang menarik ketika saya join dalam forum kepenulisan online sekitar sebulan yang lalu.  Saya mengamati profil picture grup WA tersebut yang bertuliskan "viralkanlah kebenaran bukan benarkan yang viral". Tentu ini bukan sesuatu yang biasa,  tapi bisa jadi menyinggung siapa saja yang selama ini sibuk menggunakan jemarinya untuk memposting sesuatu yang sekedar viral dan belum tentu benar.

Makna memviralkan kebenaran yang dimaksud juga bisa ditelusuri mendalam. Hati yang lembut seharusnya mampu peka akan tanggungjawab dakwah yang melekat dari diri muslim yang terpancar dari slogan tersebut. Karena slogan inipun terpancar dari firman Allah SWT:
.
"Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?" (QS. Fussilat 41: Ayat 33)

Kebenaran yang telah datang dan nampak tak selayaknya hanya mengendap, namun perlu diviralkan,  terlebih kepada saudara-saudari muslim yang justru masih terjebak dalam lingkaran kenistaan sekularisme. Inilah yang dinamakan dakwah.

Lantas apakah yang viral tidak melulu benar?  Tak mesti,  namun kehidupan sosial media tak bisa lagi kita pandang sebelah mata,  dalam satu kali klik ada dua kemungkinan yang terjadi,  dosa atau pahala yang mengalir.  Maka tak cukup sekedar masuk dalam lingkaran  viral - terkejut - komen - repost. Namun harus ada satu step yang tak boleh dilewatkan,  yakni analisis.

Analisis inilah kemudian mampu menjadikan yang sekedar viral menjadi pelajaran, pelajaran mampu menjadi bahan,  dan bahan mampu menjadi garapan, garapan dalam mengindera fakta sesungguhnya dan mengkajinya sesuai dengan sebagaimana Islam memandang. Hingga terciptalah sebuah ladang pahala melalui dakwah atas sesuatu yang viral tadi.  Keren kan?

Alhasil kita mampu ikut dalam arus memviralkan yang lain dari yang lain yakni memviralkan dakwah viral. Ga bingung kan guys.

0 komentar:

Posting Komentar